4 Pelayanan Angker yang Dihapus Jokowi

blogger templates
Koran Remaja -- Tebarkan senyuman dan jangan judes. Itulah budaya pelayanan yang selalu ditanamkan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) kepada anak buahnya saat melayani warga Ibukota.

Jokowi ingin jajarannya melayani warga Jakarta dengan hati, ramah, santun dan manusiawi.

Nah, bagi aparatur Pemprov DKI Jakarta yang nakal, Jokowi berjanji menerapkan sanksi.

Berikut 4 gerakan Jokowi memangkas pelayanan 'angker' di jajaran birokrasinya:

1. Dokter Dilarang Judes

Dokter no Judes:
Jokowi kini sibuk membagi-bagikan Kartu Jakarta Sehat (KJS) kepada warga kurang mampu di kampung-kampung kumuh Ibu Kota, sesuai janji saat kampanye silam.

Saat membagikan KJS di Marunda, Jakarta Utara, Jokowi berpesan petugas puskesmas dan rumah sakit melayani warga dengan senyum, dan jangan judes.

"Jadi nanti Bapak Ibu bawa kartu ini ke puskesmas, kalau sakitnya parah ke rumah sakit, tunjukkan kartu ini. Kalau tidak dilayani dengan baik sampaikan nanti saya laporin gubernur. Yang di puskesmas dokternya juga baik-baik, senyum, tidak judes. Di rumah sakit juga begitu. Nanti yang judes dan nggak senyum dicopot, mau nggak? Senang ya kalau ada yang dicopot. Nanti dilaporin kalau ada pelayanan nggak baik," ujar Jokowi saat memberi sosialisasi tentang KJS di lapangan RT 04/06 Kampung Sungai Tirem, Marunda, Jakarta Utara, Senin (12/11/2012).

Jokowi juga meyakinkan warga agar tidak segan-segan menggunakan kartu tersebut. "Bapak Ibu pakai kartu ini itu sebenarnya nggak gratis, bayar, yang bayar Pemda DKI. Jadi perlu dijelaskan dan semua akan diperbaiki," tutup Jokowi di depan puluhan warga Marunda.

2. Front Desk Kelurahan Berwajah Cantik

Front desk cantik:
Jokowi ingin menyulap kantor kelurahan dan kecamatan yang cenderung tertutup menjadi terbuka dan ramah, bagaikan kantor-kantor di bank.

"Tolong Pak Lurah, Bu Lurah, Pak Camat dan Bu Camat, beritahu mereka (anak buah), kalau masyarakat datang beri ucapan selamat pagi. Kalau siang, selamat siang. Ini melayani. Jangan yang ada di front depan sudah tehnya nggak enak, nggak ngucapin salam, merengut. Makanya pasang yang cantik di depan," beber Jokowi disambut senyum hadirin yang terdiri dari ratusan lurah dan camat se-Jakarta.

Perubahan itu perlu karena kantor kelurahan/kecamatan merupakan tempat pelayanan sehingga budaya pelayanan harus diubah.

"Saya yakin SDM di DKI ini luar biasa bagus. Luar biasa bagus. Kita punya recource SDM yang baik. Kita cuma ingin mengubah dari pola lama ke pola yang baru. Saya yakin semuanya sanggup untuk itu. Gimana sanggup nggak?" tanya Jokowi kepada aparatnya.

"Sangguppp...!" jawab hadirin.

"Saya tunggu tanggal mainnya," ujar Jokowi.

Jokowi memaparkan kantor kelurahan/kecamatan yang ideal. "Untuk tempat ngantre buatkan sofa yang bagus. Niru bank-lah. Ada gambar tata ruang yang sama, di seluruh kelurahan dan kecamatan sehingga kelihatan bahwa kita sedang berubah sistem pelayanan. Kalau perlu yang di depan pakai pakaian khusus, jas dasi. Kalau perlu beli air conditioner. Orang nunggu 1 jam juga enak. Ini yang harus kita ubah," ungkap Jokowi.

3. Satpol PP Stop Bak..Buk

Stop Bak Buk:
Bagi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), Satpol PP bagai cerminan dari pemerintah daerah. Ia meminta Satpol PP mengedepankan cara-cara persuasif dan menghilangkan budaya kekerasan.

"Satpol PP adalah cerminan dari pemerintah daerah. Kalau Satpol PP tukang gebuki di mana-mana, pasti pemerintah daerah juga. Jadi hobinya Satpol PP nggak bak.. buk.. seperti itu sehingga DKI ini seperti yang saya sampaikan agar Satpol PP yang santun, yang ramah dikedepankan. Tetapi yang satu lagi tetap tegas," kata Jokowi.

Jokowi juga tidak segan-segan mencopot apabila Satpol PP melakukan kekerasan.

"Ya tidak ada (Satpol PP yang melakukan kekerasan) kan sudah saya pesen tadi. Kalau masih ada ya mereka pasti ngerti sanksinya apa, dicopot," kata Jokowi usai apel pagi bersama ribuan personel Satpol PP di Monas, Jakarta, Kamis (1/11/2012).

4. Lurah & Camat Senyumlah

Senyum lurah & camat:
Saat mengumpulkan para camat dan lurah se-DKI Jakarta, Jokowi tak henti-hentinya melemparkan canda untuk mencairkan suasana.

"Saya minta tersenyum semuanya. Jangan tegang. Saya lihat tegang semuanya. Saya tidak akan marah hari ini," begitu Jokowi membuka sambutannya di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (25/10/2012).

Jokowi berpidato sekitar 15 menit, berakhir sekitar 11.30 WIB. Dia mengenakan kemeja batik coklat lengan panjang. Dia didampingi oleh Wagub Ahok dan Sekda Fajar Panjaitan. Sedangkan hadirin terdiri dari camat 44 orang dan lurah 267 orang. Semuanya mengenakan batik.

Jokowi menuturkan, camat dan lurah adalah partner kerjanya, yang berada di front paling depan yang berhubungan dengan masyarakat. "Sehingga saya minta semuanya nanti mempunyai visi, budaya kerja, dan budaya pelayanan yang sama," harap Jokowi.

"Saya tidak ingin bicara banyak. Yang kemarin (sidak) saya nggak ada urus. Sudahlah. Tapi ke depan, saya pengin semuanya punya visi yang sama. Jadi jangan takut yang kemarin saya kunjungi jadi nggak nyenyak tidur. Tidurlah yang nyenyak," kata Jokowi dengan gaya khasnya yang kalem. Pidato ini disambut tawa kecil hadirin.

0 Response to "4 Pelayanan Angker yang Dihapus Jokowi"

Posting Komentar